1.Ketika menjelang Panen,petani menyimpan Sesajen
seperti : kopi ,cerutu,bunga rampe,bakakak ayam kampung yang di letakan di galengan Sawah yang mau di
panen.
2.Tiap malam Jum’at sebagian Masyarakat membakar Kemenyan
dan menaruh Sesajian di Goah {gentong tempat penyimpanan beras}
3.Ketika membangun Rumah ,saat menaikan Tiang atap
bagian atas,yang membangun Rumah menggantungkan makanan ringan disetiap bagian
sudut atap rumah tersebut.
4.ibu – ibu yang Hamil pertama kalinya dan mencapai
usia kehamilan 7 bulan mengadakan upacara seperti ibu hamil tersebut dimandikan
oleh neneknya ibunya dn juga suaminya dengan air bunga disertai belut,emas
dll.kemudian ibu hamil tersebut membagikan rujak bebek dan kepada orang orang yang menerimanya
harus menukar dengan Genteng bekas yang diukir bulat {Tolowengkar},tidak lupa
juga kepada sanak family dan tetangga di berikan pula makanan berat berupa 7
macam sejenis umbi-umbian dan 7 macam makanan ringan.
5.Ibu- Ibu yang Hamil besar ,ketika mau keluar rumah
diwaktu malam harus menggantungkan gunting kecil,pisau lipat,bawang
putih,penitik,panglay yang dikaitkan kebaju yang sedang dipakainya
6.Ketika kelahiran bayi {bali/plasentanya} di
masukan kedalam kendi lalu diberi gula merah,garam ,bawang merah.setelah itu
ditanam atau dikubur di pinggir rumah ato dibelakang rumah dan diatasnya di
tanami tumbuhan jawer kotok.
7.Ketika si Ibu hamil mau melahirkan diwaktu
malam,bagi suami atau siapa saja yang mau ke Mak paraji{dukun beranak} atau ke rumah
ibu Bidan harus membawa obor atau menyalakan api walau hanya api didalam Rokok.
8.Ketika bayi dilahirkan sebelum masa puput puser
,dibelakang kepala bayi selalu disimpan sebuah cermin,sapulidi dan untaian
bawang merah ,cabe merah dan panglay.
9.Upacara Adat “Sawer Panganten”,ini dilakukan
sesudah kedua mempelai selesai melakukan ijab qobul,kedua mempelai didudukan
dihalaman rumah{panyaweran},setelah itu
diberikan petuah oleh juru sawer berupa nyanyian sunda yang isinya petuah dan
wejangan bagi kedua mempelai yang baru memasuki Alam Berumah tangga.kemudian
setelah selesai nyanyian sawer panganten kedua mempelai tersebut di taburkan
perlengkapan yang telah disediakan oleh sohibul hajat diantaranya berupa
beras,irisan kunyit,daun sepah,uang logam,uang kertas.dan saweran tersebut
diperebutkan para tamu undangan ataupun sanak family yang hadir menyaksikan
saweran tersebut.
10.Upacara Adat “Turun Batayan” Tradisi ini
dilakukan setelah Sawer Panganten,yang mana mempelai Pria menginjak sebuah ruas
bambu dan sebutir telur mentah,lalu setelah itu kaki mempelai Pria yang
berlumuran oleh Telur mentah langsung dibasuh oleh mempelai Wanita dengan Air
yang telah disediakan didalam Kendi yang di isi air bunga.
11.Upacara “Motong Harupat “Tradisi ini dilakukan
setelah upacara adat “Turun Batayan”,yang mana kedua mempelai membakar 7 batang
Harupat,lalu setelah Harupat itu menyala kemudian dipadamkan dengan cara
memasukannya kedalam Air yang berada didalam Kendi,Setelah Harupatnya padam kemudian dipatahkan ketujuh Harupat
tadi langsung dibuang kebelakang oleh kedua Mempelai dan jangan di tengok lagi.
12.Ketika seseorang mengalami mimpi buruk atau mimipi yang menyeramkan
maka seseorang tersebut dianjurkan menyilang tanah sebanyak 3 kali dengan
pecahan genting,kayu atau batu kemudian membaca doa agar terhindar dari sial
atau mimpi buruk tersebut.
13.Meminta bantuan kepada orang yang pintar atau orang yang ahli dalam beragama
untuk di pilihkan tanggal yang baik dalam rangka pindahan rumah,melangsungkan
pernikahan atau khitanan dan acara acara penting lainnya.